Sisi gelap kehidupan Kolonel Muammar Gaddafi


Meski sosoknya telah tiada, nama Kolonel Muammar Gaddafi ternyata masih menyisakan trauma di kalangan penduduk Libya, khususnya bagi penduduk wanita di sana. Media dunia kali ini ramai mengungkap sisi gelap dari tokoh diktator yang telah berkuasa selama 42 tahun itu.

Ketika diktator itu akhirnya tertangkap dan tubuhnya diseret di jalanan sambil dipukuli hingga akhirnya ditembak mati, pemerintah transisi yang ada saat itu akhirnya bergerak cepat juga untuk menutup penjara seks yang kerap dipergunakan oleh sang kolonel untuk memenuhi hasrat negatifnya. Pemerintah transisi saat itu sebenarnya tak ingin gaya hidup yang hina dari Gaddafi diketahui publik internasional karena merasa itu adalah aib yang mendalam bagi rakyat Libya.

Lebih dari dua tahun berlalu sejak penangkapan dan kematian Muammar Gaddafi, diktator Libya, dimana pemerintahannya telah menyisakan empat dekade pembunuhan dan teror bagi penduduk miskin khususnya. Kematiannya mengakhiri perang sipil berdarah melawan para pemberontak yang dipimpin NATO saat itu.

Tapi kengerian dan kebrutalan yang berusaha ditutupi akhirnya lambat laun terungkap juga seiring dengan masih banyaknya warga yang masih takut akan pembalasan dari mereka yang masih setia kepada almarhum pemimpin mereka, Gaddafi. Terungkap juga kisah memilukan dari korban-korban Gaddafi yang mencapai ratusan, bahkan mungkin ribuan gadis remaja yang selama pemerintahannya, 42 tahun, dipukuli, diperkosa, bahkan dipaksa untuk menjadi budak seks dari sang penguasa.

Banyak gadis perawan yang diculik dari sekolah dan univeritas tempat mereka harusnya menuntut ilmu, dan itu berlangsung selama bertahun-tahun. Gadis-gadis itu kemudian dimasukkan ke dalam sebuah ruangan khusus yang telah dirancang sedemikian rupa dan berada tersembunyi di Universitas Tripoli serta istana-istananya. Selama 26 bulan sejak tokoh diktator itu digulingkan, ruangan-ruangan khusus itu selalu dalam keadaan terkunci rapat, hingga akhirnya kini terungkap untuk pertama kalinya melalui foto-foto yang diambil oleh BBC4 untuk dokumenter yang mereka kerjakan.


Dalam sebuah rungan yang terbilang kecil di komplek itu, gadis-gadis yang berhasil didapatkan selanjutnya dipaksa untuk menonton suguhan film pornografi yang sengaja ditayangkan, dengan maksud untuk 'mendidik' mereka sekaligus merendahkan martabat mereka di hadapan sang pemimpin, Kolonel Gaddafi. Ironisnya, mereka yang sempat berhasil melarikan diri, akhirnya harus mendapati kenyataan dijauhi oleh keluarga Muslim mereka yang sangat religius, karena keluarga mereka menganggap bahwa kehormatan mereka telah tercemar.

Bagi mereka yang berhasil melarikan diri, kenyataan pahit dijauhi oleh keluarga masih dapat dikatakan suatu keberuntungan. Hal itu dikarenakan kebanyakan korban muda lainnya yang telah mengalami penyiksaan yang tak wajar itu biasanya dibuang di tempat terasing atau tempat sampah, dan dibiarkan mati begitu saja.

Modus operandi yang dipakai Gaddafi adalah ketika dirinya diundang ke sekolah-sekolah atau universitas. Saat berbicara di hadapan para pelajar atau mahasiswa tersebut, biasanya Gaddafi akan memperhatikan sekaligus menandai gadis-gadis yang kiranya menarik bagi dirinya. Dan sebelum meninggalkan ruangan, dia akan menepuk kepala gadis-gadis yang telah dipilihnya itu.

Dalam waktu beberapa jam saja, para pengawal pribadinya akan mengumpulkan gadis-gadis yang telah ditandai dengan tepukan di kepala itu dengan cara menculik mereka. Dan jika keluarga atau ada orang lain yang berusaha menghalangi mereka untuk mendapatkan gadis itu, mereka atau orang itu akan langsung ditembak mati.

Seorang guru di Tripoli bahkan masih mengingat akan kejadian-kejadian itu, bagaimana gadis-gadis muda itu, "Ada yang baru 14 tahun," katanya. "Mereka hanya akan mengambil gadis yang mereka inginkan. Mereka tidak punya hati nurani, tidak ada moral, tidak ada sedikitpun belas kasihan meskipun tahu bahwa ia masih seorang anak kecil."

Salah seorang ibu yang memiliki seorang anak mahasiswi, mengatakan bahwa masyaraka yang hidup di sekitar Universitas Tripoli hidup dalam ketakutan saat mendengar akan adanya kunjungan dari sang kolonel, terlebih didapat juga pengumuman, "Gadis-gadis yang ia inginkan akan ditangkap dan dikirim kepadanya," katanya.

"Satu saja menghilang dan mereka tidak pernah menemukannya lagi, meskipun ayah dan saudara telah mencarinya. Lainnya ditemukan tiga bulan kemudian, terluka, diperkosa dan berbaring di tengah-tengah taman. Seolah sengaja ditinggalkan untuk mati."

Bahkan saat ini, rakyat Libya masih takut untuk berbicara secara terbuka tentang kebejatan Gaddafi, karena takut akan pembalasan dari mantan antek-anteknya.
 

Salah satu gadis, yang telah menjadi korban perkosaan dari penguasa lalim selama tujuh tahun sejak dirinya masih berusia 15 tahun, sempat berbicara tentang bagaimana ia diteror dan disiksa. Saat itu ia telah dipilih sebagai orang yang memberikan bunga pada sang kolonel ketika melakukan kunjungan tur ke sekolahnya di kota Sirte di pantai Mediterania, 350 km sebelah timur Tripoli.

Setelah menyerahkan bunga tersebut, kepalanya ditepuk seperti layaknya seorang ayah pada anaknya, dan ia pun merasa bahwa ia telah berhasil menyenangkan hati mereka meski terpaksa harus memanggil sang kolonel dengan sebutan "Pemimpin"

Hari berikutnya tiga wanita berseragam militer datang ke rumahnya dan memberitahu orang tuanya bahwa ia dibutuhkan untuk menyajikan lebih banyak bunga. Tapi yang terjadi justru ia langsung dilarikan ke sarang sang Kolonel. Sesampainya di tempat itu, Gaddafi pun segera memerintahkan pada para prajurit wanita tersebut,  "Suruh dia siap."


Dia pun langsung ditelanjangi, dilakukan tes darah dan dicukur seluruh bulu yang ada di tubuhnya, terutama rambut kemaluannya. Selanjutnya dia dipaksa untuk mengenakan G-String dan dikenakan gaun berpotongan rendah dan diberi make-up tebal di wajahnya. Setelah semuanya itu selesai, ia pun langsung didorong untuk memasuki ruangan dimana sang Kolonel telah menunggunya. Ia masih merasakan betapa ngerinya ketika harus berbaring telanjang di tempat tidur. Ketika ia berusaha melarikan diri, tentara wanita yang berjaga di luar ruangan langsung menangkapnya dan melemparkannya kembali ke tempat tidur.

Selama tujuh tahun lamanya ia disekap dam diperkosa, sebelum akhirnya ia berhasil melarikan diri saat pintu tak sengaja dibiarkan tak terkunci.

Kokain dan alkohol, serta ditambah Viagra, menjadi bahan yang dipergunakan oleh Gaddafi sebelum melakukan penyiksaan yang mengerikan itu.

Pembuatan dokumenter yang mengungkap sisi gelap dari Kolonel Muammar Gaddafi itu sendiri akhirnya memakan waktu berbulan-bulan, mengingat izin untuk mendapatkan akses informasi yang ada masih banyak yang tersembunyi dibalik rumitnya birokrasi.


Selama beberapa dekade, Gaddafi memang memiliki pasukan tentara wanita yang cantik-cantik yang dikenal dengan sebutan 'the Haris al-Has’. Dengan seragam militer yang ketat, kuku yang terawat, serta tatanan rambut yang sempurna, menambah ke-glamor-an dari pasukan elite wanita tersebut kala membawa senjata.

(sumber)

Artikel Menarik Lainnya



0 comments:

Post a Comment

RecentPost