Legenda Nian, awal mula Tahun Baru Imlek


Tahun Baru Cina, atau yang juga disebut Tahun Baru Imlek, dirayakan setiap tahunnya terutama oleh komunitas masyarakat Cina di berbagai penjuru dunia, tak terkecuali di Indonesia. Dan di balik perayaan Tahun Baru Imlek tersebut, terselip sebuah mitos yang berkisah mengenai awal mula diadakannya tradisi tersebut.

Tahun Baru Imlek dirayakan pada hari pertama penanggalan kalender Cina, yang biasanya jatuh di sekitar bulan Januari dan Februari kalender Masehi. Perayaan Tahun Baru Imlek juga biasanya dirayakan selama lima belas hari pertama dan diakhiri dengan perayaan Cap Go Meh. Berbagai kegiatan unik biasa terjadi di saat dilakukannya perayaan Cap Go Meh, seperti Festival Lampion yang biasa dirayakan masyarakat Taiwan. Selain itu, Cap Go Meh juga disebut sebagai hari Valentine bagi masyarakat Cina, yaitu dengan tradisi melempar jeruk yang telah ditulisi nomor kontak telepon ke dalam sungai, yang dilakukan oleh para wanita lajang.

Sementara kisah yang mengawali diadakannya tradisi Tahun Baru Imlek sendiri adalah mengenai mitos mengenai perlawanan terhadap seekor binatang raksasa yang bernama Nian. Nian biasanya datang pada hari pertama Tahun Baru untuk makan ternak dan tanaman warga, bahkan tak segan-segan juga memakan penduduk desa, terutama anak-anak. Untuk melindungi diri, penduduk desa biasanya akan menaruh makanan di depan pintu rumah mereka pada awal setiap tahunnya. Mereka percaya, bahwa setelah melihat makanan yang mereka sediakan itu, maka Nian tidak akan menyerang mereka.
 

Namun suatu hari, salah seorang penduduk desa tersebut melihat bahwa Nian takut dan langsung pergi saat melihat seorang anak kecil yang memakai baju berwarna merah. Penduduk desa pun akhirnya mengerti bahwa sesungguhnya Nian takut terhadap warna merah.

Akhirnya saat memasuki awal tahun baru berikutnya, warga desa sepakat dengan menggantung lentera merah dan hiasan lainnya yang juga berwarna merah di sekitar rumah mereka. Tak hanya itu, warga pun memakai petasan untuk menakut-nakuti Nian agar pergi menjauh.

Ternyata apa yang dilakukan oleh warga desa tersebut memang berhasil. Semenjak itu, Nian tak lagi mau datang memasuki desa itu lagi. Nian pun akhirnya ditangkap oleh Hongjun Laozu, seorang biarawan Tao kuno yang akhirnya menjadikan Nian sebagai tunggangannya.

Artikel Menarik Lainnya



0 comments:

Post a Comment

RecentPost